Monday, June 15, 2020

Revolusi Industri 4.0 dan Pudarnya Eksistensi Uang.

Revolusi Industri 4.0 dan Pudarnya Eksistensi Uang.

Revolusi indusntri 4.0 merupakan sebuah perbincangan yang begitu hangat dan sangat menarik untuk dibahas. Menurut wikipedia perkembangan industri terdiri dari beberapa revolusi yaitu revolusi 1.0, 2.0, 3.0, 4.0. Revolusi industri ini berawal pada abad ke 18 pada tahun sekitar 1750 – 1850. Perubahan ini ditandai dari pergeseran pola produksi dibidang pertanian, manufaktur, pertambanhan, tranportasi , dan teknologi. Kalah itu hidup masyrakat berubah drastis karena adanya perubahan industri. Pada awalanya revolusi industri ini terjadi di Inggris lalu menyebar ke eropa barat, amerika utara, jepqng dan akirnya mendunia. Revolusi industri ini berdapak kepada masyarakat serta meningkatkan pendapatan perkapita naik sebesar empatvkali lipat dari pendapatn sebelumnya.
Revolusi industri 1.0.
Masa-masa sebelum Revolusi Industri terjadi adalah masa dimana manusia hanya bisa mengandalkan tenaga otot, tenaga air, ataupun tenaga angin untuk memproduksi barang atau jasa. Ini tentu saja bukan perkara mudah, apalagi mengacu pada fakta bahwa semua tenaga itu tidak tersedia sebanyak-banyaknya di luar sana, atau dengan kata lain terbatas. Manusia, sekuat apapun dia, pasti membutuhkan istirahat. Dan ini merupakan bentuk non-efisiensi waktu dan tenaga.
Adanya permasalahan ini revolusi industri 1.0 ditenggarai adanya penemuan mesin uap yang digagas oleh james watt pada abat ke 18. Pada abat ini diciptakan lah mesin uap bertenaga air yang dijadikan sumbertenaga untuk memproduksi secara masal dan besar – besaran. Berkat adanya revolusi industri 1.0 ini membuat prodksi lebih cepat serta kebutuhan pasar cepat terpenuhi.
Sejarah mencatat keberasilan revolusi industri ini mampu mendongkrak perekonomian masyarakat diberbagai dunia meningkat enam kali lipat dari perekonomian sebelumya. Revolusi industri 1.0 ini diperkirakan berakir pada pertengahan tahun 1800 an.
Revolusi 2.0.
Revolusi Industri Kedua (2.0) dikenal juga sebagai Revolusi Teknologi. Revolusi yang dimulai pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20 ini ditandai dengan hadirnya tenaga listrik. Revolusi lalu terjadi dengan terciptanya “lini produksi” atau assembly line yang menggunakan “ban berjalan” atau conveyor belt pada 1913. Hal ini berakibat pada perubahan proses produksi, karena untuk menyelesaikan satu mobil kini tidak lagi diperlukan satu orang untuk merakit dari awal hingga akhir. Para perakit mobil dilatih untuk menjadi spesialis yang mengurus satu bagian saja.
Revolusi industri kedua tidak hanya berdampak pada kondisi ekonomi dan sosial, tetapi juga kondisi militer. Pada perang dunia II, ribuan tank, pesawat, dan senjata diciptakan dari pabrik-pabrik yang menggunakan lini produksi dan ban berjalan.
Revolusi Industri 3.0.
Jika mesin uap menjadi pemicu bergulirnya revolusi industri jilid satu, dan tenaga listrik menandai kedatangan revolusi industri kedua, ada apa dibalik revolusi industri 3.0? Tidak lain dan tidak bukan perkembangan semikonduktor dan proses otomatisasi industri. Di tahap ini, komputer dan robot menjadi aktor utama, menandai mulai masuknya manusia ke era digitalisasi.
Apa yang terjadi pada akir abad ke 20 ini merukan hal yang baik dimana adanya otomatisasi dan digitalisasi yang mampu membantu manusia dalam bekerja. Namun perluh diketahu perubahan ini memiliki dampak dimana nanti manusia akan tergandikan oleh mesin kqrena pada abad ini peran manusi tidak seberapa berperan. Yang memiliki peranan penting adalqh teknologi robot atau mesin. Semakin hari perkembangan teknologi semakin pesat dan munculah telemokasi seluler dimana abad ini merupakan abad informasi. Semua informasi begitu mudah dan cepat didapat. Ini lah awal kemunculam industri 4.0.
Revolusi Industri 4.0.
Dikutip dari wikipedia, Penemuan internet pada akhir-akhir revolusi industri ketiga menjadi dasar dari terbukanya gerbang menuju Revolusi Industri 4.0. Pada tahap ini, teknologi manufaktur sudah masuk pada tren otomatisasi dan pertukaran data. Hal ini mencakup sistem siber-fisik, internet of things (IoT), komputasi awan, dan cognitive computing. Singkatnya, revolusi industri 4.0 menanamkan teknologi cerdas yang dapat terhubung dengan berbagai bidang kehidupan manusia.
Pada tahab ini manusia menemukan polah hidup baru ketika disruptis teknologi. Hadir begituh cepat dan mengancam keberadaan perusahaan – perusahaan besar yang gulung tikar karena adanya revolusi ini. Saat ini bukan jamina perusuhan itu besar akan sukses akan tetapi kreatifitas dan inovasi yang ditonjolkan untuk membuat kesuksesan. Revolusi industri 4.0 bukan saja usaha baru, ini juga menciptakan lapangan kerja baru, dan profesi baru yang tak terpikirkan sebelumnya.

Eksistensi uang yang mulai memudar.
Dengan adanya revolusi industri 4.0 aktivitas industialisasi berada dalam dinia digital. Saat ini aktivitas industri berada dalam genggaman tangan “smart Phone” dimana aktivitas jual beli dilakukan tanpa adanya tatap muka hanya menapilkan bentuk komunikasi secara visualisasi dari kebutuhan yang dia inginkan untuk memenuhi kebutuhanya. Melihat tipologi masyarakat yang kian hari kian praktis dan prakmatis ini mampuh mendongkarak keberhasilan industri 4.0. Saat ini begitu banyak web atau situs online yang menyediakan jasa dan barang. Di indonesia sendiri juga begitu banyak gerai online. Perluh diketahu Tingkat belanja online pengguna internet Indonesia adalah yang tertinggi dengan raian angka sebanyak 86 persen dibanding negara di kawasan Asia Tenggara lain. Hanya 77 persen pengguna internet Vietnam yang melakukan belanja online, disusul Malaysia 75 persen, Singapura 73 persen, dan Filipina 70 persen. Sementara rata-rata belanja online para pengguna internet dunia sebesar 75 persen. Artinya masyarakat indonesia saat ini lebih suka belanja online dan melakukan transaksi secara online.
Dengan adanya fenomena ini eksistesi uang tak lagi berhaga seperti duluh. Eksistensi uang adalah wujut kongkrit dari alata tukar untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Eksistensi uang perlahan mulai memudar dan bentuk kongkrik dari uang perlahan akan menghilang tergantikan oleh uang digital. Saat ini telah banyak bermunculan uang digital seperti ovo, gopay dan lain – lain. Bagi geoge simmel dalam bukunya the philosophy of many yang menjelaskan konsep uang dan nilai. Definisi uang bagi simmel merupakan kontradiktif. Baginya Simmel menyatakan bahwa uang, layaknya mode, merupakan sesuatu yang bersifat kontradiktif. Di satu sisi, uang menyimbolkan jarak antara subjek (individu) dan objek (benda); namun di sisi lain, uang juga berperan sebagai alat untuk melampaui jarak tersebut.
Harga dari sebuah objek merupakan manifestasi dari jarak antara individu dan objek tersebut; dan untuk melampaui jarak tersebut, seorang individu harus memiliki uang. Menurut Simmel, kesulitan yang dialami oleh individu untuk mendapatkan uang merupakan pengalaman yang membuat sebuah objek memiliki nilai di mata individu. Saat ini nilai ditentukan dari jarak subyek pada objek. Bagi simmel nilai itu ditentukan dari jarak subjek terhadap suatu objek namun jarak itu memiliki batas atas dan batas bawa. Jika jarak subjek terhadap objek terlalu jau dan hampir didak bisa dicapai maka objek itu tidak lagi berharga namun jika suatu objek terlalu mudah untuk didapatkan maka itu juga akan tidak bernilai. Artinya jarak suatu objek pada subjek haruslah tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat. Ini lah beberapa ulasan dari gagasan dari salah satu toko sosiolog dari jerman. Jadi nilai uang saat ini ditentukan oleh jarak subjek terhadap objek bukan lagi dari bahan dasar uang itu dibuat. Jika dulu nilai uang ditentukan dari bahan dasar uang itu seprti emas, perak, perunggu ini lah yang dijadikan nilai harga uang itu. Namun sekarang niali bukan terletak pada bahan dasar pembuat uang akan tetapi pada jarak subjek terhadap objek.